Folding itu mungkin bukan topik yang seru dalam poker. Soalnya, folding terasa kayak akhir segalanya. Kartu kamu dibuang, lawan ambil pot, dan kamu lanjut ke hand berikutnya. Tapi, faktanya pemain poker biasanya terbagi ke dalam dua kategori:
- Pemain yang terlalu sering fold.
- Pemain yang jarang banget fold.
Tapi ada satu tipe pemain lain yang lebih langka: pemain yang tahu kapan harus fold dan kapan harus lanjut. Mereka ini yang bisa menjaga frekuensi dan rentang permainan mereka tetap stabil selama satu hand poker.
Pemain poker rata-rata melewati pola perkembangan yang mirip:
- Mulai sebagai “fish” yang terlalu sering call dan jarang fold.
- Lalu kena hukuman karena kebiasaan itu dan akhirnya belajar untuk fold kartu-kartu jelek.
- Selanjutnya, mereka mulai belajar untuk memasukkan kartu-kartu jelek itu kembali dalam situasi yang tepat buat menghasilkan keuntungan ekstra.
Masalahnya, kebanyakan pemain TAG (Tight-Aggressive) dan Nit malah mandek di tengah-tengah — terlalu sering fold. Nah, sekarang ayo kita bahas kenapa hal itu bisa jadi masalah.
Kenapa Terlalu Sering Fold Itu Salah?
Ada waktu-waktu tertentu di mana fold memang pilihan terbaik. Tapi sebenarnya, momen itu lebih jarang daripada yang kamu kira. Banyak pemain punya frekuensi fold yang salah banget.
Lalu, seberapa sering seharusnya kamu fold? Sebelum jawab itu, mari kita pahami dulu apa dampak dari fold:
1. Kamu Kehilangan 100% Equity
Contoh sederhana, misalnya kamu punya kartu dengan gutshot draw (kombinasi yang bisa jadi straight dengan satu kartu tambahan). Banyak pemain langsung fold saat menghadapi bet atau raise di turn. Padahal, bahkan melawan two pair atau pair yang kuat, gutshot masih punya equity alias peluang untuk menang. Kalau kamu fold, peluang itu jadi nol besar.
Bukan berarti kamu nggak boleh fold sama sekali ya. Tapi, pikirkan berapa banyak pot yang kamu lepas begitu saja padahal masih ada equity atau kesempatan untuk menekan lawan di ronde berikutnya.
2. Kamu Jadi Sasaran Empuk
Kalau kamu cuma sampai showdown dengan kartu-kartu monster, itu berarti kamu terlalu sering fold di awal permainan. Pemain bagus akan langsung melihat celah ini dan mulai sering menggertak kamu karena mereka tahu kamu mudah ditekan.
3. Kamu Nggak Maksa Lawan “Ngebuktiin” Kartu Mereka
Jujur aja, bikin satu pair itu susah banget lho di poker, apalagi kartu yang lebih kuat. Kalau kamu fold terlalu cepat, kamu nggak memaksa lawan untuk membuktikan kalau mereka beneran punya kartu besar yang mereka representasikan. Kalau kamu fold di flop atau turn, lawan nggak perlu melakukan aksi lebih lanjut.
Matematika di Balik Folding Poker
Misalnya lawan melakukan bet sebesar 2/3 pot. Bahkan tanpa lihat kartu atau situasi board, mereka bakal auto-profit kalau kamu fold lebih dari 40% dari waktu. Ini cuma perhitungan dasar dari break-even betting math.
Kalau kamu cuma lanjut bermain dengan kartu-kartu kuat dan fold sisanya, kemungkinan besar kamu fold lebih dari 50% dari waktu. Itu artinya, kamu memberikan lawan keuntungan mudah. Ini jelas bukan strategi yang bisa menang dalam jangka panjang.
Sebaliknya, pemain bagus sering menekan pemain yang fold terlalu sering, dan kamu juga harus memastikan kalau kamu nggak jadi korban permainan seperti itu.
Seberapa Sering Kamu Harus Fold?
Folding itu sebenarnya seperti menyerah. Kebanyakan pemain TAG terlalu cepat menyerah, terutama di turn dan river. Sementara pemain fish justru kebalikannya, mereka terlalu sering membawa kartu jelek sampai showdown.
Kamu harus ada di tengah-tengah. Jangan terlalu sering fold, tapi jangan juga terlalu jarang.
Patokan sederhananya: kalau kamu call di satu ronde, biasanya kamu harus lanjut di ronde berikutnya sekitar 70% dari waktu. Itu artinya, frekuensi fold kamu harus sekitar 30% saja. Kalau kamu rutin fold lebih dari setengah waktu, itu tanda ada yang perlu diperbaiki.
Bahkan, dalam buku Poker’s 1% karya Ed Miller, disebutkan kalau idealnya kamu hanya fold sekitar 30% dari waktu dalam banyak situasi.
Contoh Kesalahan Fold yang Terlalu Sering
1. Folding Saat C-Bet di Flop
Misalnya kamu raise preflop dan lawan di big blind ikut call. Di flop, lawan check, kamu c-bet, lalu mereka raise. Banyak pemain langsung fold di situ.
Padahal, kalau kamu fold terlalu sering di sini, lawan bakal dapat keuntungan mudah dengan melakukan check-raise. Ingat, banyak kartu kamu masih punya equity!
2. Folding Terlalu Sering di 3-Bet
Dalam situasi 3-bet, kalau kamu fold terlalu sering, lawan bisa menekan kamu dengan range yang lebih lebar. Misalnya:
- Kalau mereka open dengan kartu seperti 22+/AJ+/KQ dan cuma lanjut dengan TT+/AK, mereka fold 69% dari waktu.
- Kalau kamu punya blocker kartu Ace atau King, peluang mereka untuk fold jadi lebih besar lagi.
3. Folding Terlalu Sering di Double Barrel (Turn Bet)
Misalnya lawan melakukan double barrel (bet besar di turn), dan kamu cuma lanjut dengan top pair atau kartu lebih kuat. Kalau kamu fold semua kartu lain seperti second pair, overcards, atau gutshots, kamu bakal fold terlalu sering.
Misalnya di satu situasi kamu fold 54% dari waktu saat menghadapi double barrel. Padahal, idealnya kamu cuma fold sekitar 30%. Kalau kamu terus-terusan fold di situ, lawan bisa memanfaatkan kelemahan ini.
Cara Memperbaiki Kebiasaan Over-Folding
Solusi cepatnya simpel: kurangi kebiasaan fold berlebihan!
- Fokus pada range kartu lawan, bukan cuma kartu yang kamu lihat.
- Jangan langsung menyimpulkan kalau lawan selalu punya kartu monster saat mereka raise atau bet besar.
- Tambahkan kartu-kartu marginal ke dalam range kamu untuk tetap lanjut di pot. Kartu seperti overcards, gutshots, atau backdoor flush draw adalah contoh bagus.
- Latih diri kamu untuk berpikir kritis sebelum fold. Tanyakan: “Apakah range lawan benar-benar cuma terdiri dari kartu kuat?”